” Dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma,dia berkata,” Uyainah bin Hisbn ketika datang ke kota Madinah singgah dirumah keponakannya, Al-Hur bin Qays, yang masih termasuk orang dekat Umar Radhiyallahu ‘Anhu, karena para qurraa merupakan kawan semajelis Umar Radhiyallahu ‘Anhu dan kawannya dalam bermusyawarah,baik tua maupun muda, Maka ‘Uyainah berkata kepada keponakannya itu, ” Hai keponakanku , kamu orang dekat Amirul mukminin, mintakan izin untukku agar bisa manghadapnya. ‘ Umar memberinya izin. Tatkala menghadap Amirul mukminin, ‘Uyainah berkata, ” Wahai Ibnul Khatthab, demi Allah kamu tidak pernah mencukupi kami dan tidak memerintah dengan adil.”
Umar Radhiyallahu ‘Anhu marah hingga hampir saja memukulnya.Tetapi Al-Hur segera berkata, “Wahai Amirul mukminin, sesungguhnya Allah telah berfirman kepada Nabi-Nya Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, ” Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf,serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh.”( QS.Al-A’raaf:99). Sesungguhnya dia termasuk orang yang bodoh.Demi Allah , Umar berhenti ketika dia ( Al-Hur) membaca ayat tersebut.Dan Umar adalah merupakan orang yang sangat patuh pada Kitabullah .”
( HR.Al-Bukhori )
Faedah Hadits :
1. Kholifah Umar ibn Khatab Radhiyallahu ‘anhu dalam berinteraksi dengan Kitabullah , beliau tidak menyepelakannya. hingga saat dikatakan kepada beliau,” ini Firman Allah” beliau langsung berhenti, meski sedang marah.
2.Firman Allah ta’ala yang artinya ” jadilah pemaaf ” yakni bergaullah tehadap sesama manusia dengan kemudahan, jangan kamu menuntut sepenuhnya hak kamu, karena kamu tidak akan mendapatkannya.
3.Firman Allah ta’ala yang artinya ” Dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf ” yakni perintahkan orang untuk melakukan hal yang dikenali sebagai perbuatan baik oleh syari’at dan manusia.
4.Firman Allah ta’ala yang artinya ” Serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh ” yakni berpalinglah dari orang yang berlaku bodoh dan kurang ajar tehadap dirimu. Apalagi jika keberpalinganmu bukan karena tunduk dan takut terhadap mereka.
Bodoh ada dua macam : a. tidak mengetahui sesuatu apapun.
b. bersikap kurang ajar.
5.Jika sedang marah atau emosi hendaknya segera mengingat Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya, agar kita tetap beada dalam koridor yang benar dan tidak tersesat.sebagaimana Firman Allah dalam QS.Thaahaa:123 yang artinya ” Barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.”
# Disadur dari Kitab Syarh Riyadhush Shalihin Karya Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin
Yayasan Riyadhush Sholihin Tegal